Senin, 26 Maret 2012

Penulis: Pram Budiyono
Tahun 1994 final piala perserikatan yang mempertemukan antara Persib Bandung dengan PSM Ujung Pandang merupakan titik balik saya mengenal dan mulai mencintai Persib Bandung. Sore hari itu saya diajak Ayah saya untuk melihat langsung pertandingan kontra Pangeran Biru vs Ayam Jantan Dari Timur di Stadion Utama Senayan Jakarta (Sekarang SUGBK). Di sore itu sesampainya di Senayan saya masih bertanya tanya kenapa semua orang berpakaian biru, membawa bendera biru bahkan ayah saya pun “mendadani” saya dengan ikat kepala biru yang dibelinya dari pedagang eceran seharga 1000 rupiah.

Sebagai seorang anak yang berusia 10 tahun dan masih duduk di bangku Sekolah Dasar saya sangat terkejut melihat fanatisme bobotoh yang membirukan 95% stadion utama senayan jakarta. Terlebih lagi ketika pasukan Robbie Darwis, Sutiono, Yusuf Bachtiar sanggup menaklukan PSM ujung pandang dengan skor 2-0.
Pada saat pertandingan berakhir saya bertanya kepada ayah saya dengan polosnya “yang berkostum biru itu siapa ya” dan ayah saya pun menerangkan bahwa mereka adalah tim asal bandung kebanggaan Jawa Barat. Dan saya pun kembali bertanya “Kan kita bukan dari Jawa Barat kenapa kita harus mendukung mereka?” Ayah saya kembali menjawab “Mereka adalah tim besar di Indonesia berjuluk Maung Bandung sama hal nya seperti AC Milan di Italia ataupun Tim Nasional Belanda”. Dengan penjelasan singkat ini saya baru mengerti kenapa saya memakai ikat kepala bertuliskan Maung Bandung sepanjang pertandingan tadi. Saya kembali memakai ikat kepala tersebut di perjalanan pulang sambil meneriakan “Hidup Persib….” seperti yang diajarkan Ayah saya.
Kebanggaan itupun kembali timbul ketika setahun setelahnya Persib menjuarai Liga Indonesia pertama. Semakin berjalan nya waktu saya menjelma sebagai seorang bobotoh yang bangga melihat setiap aksi Persib Bandung di lapangan hijau.
Setelah 18 tahun berlalu saya masih melihat fanatisme yang sama tidak perduli menang atau kalah Persib selalu di hati, sebagai bobotoh saya melihat Persib bukan lagi menjadi sebuah tim sepakbola tetapi sebagai salah satu bagian hidup saya. Ketika Persib minim predikat seperti yang sekarang dialami teman saya sempat menanyakan kenapa masih mendukung Persib dan bukan tim lain yang saat ini sedang naik daun atau menjuarai liga, dengan mudah nya saya menjawab “saya adalah seorang bobotoh dan bukan seorang supporter”. Saya rasa inilah yang menjadikan Persib Bandung menjadi tim yang besar. Kecintaan bobotoh yang bukan saja berpusat di Jawa Barat tetapi juga tersebar di seluruh Indonesia bahkan di dunia Internasional.
Nama saya memang tidak berasal dari Jawa Barat, Saya tinggal di Ibukota, Dan sedikit mengerti bahasa Sunda tapi saya berhak bangga menjadi seorang bobotoh sejati karena Persib Bandung adalah tim yang besar di negeri ini.
Wassalam

0 komentar :

Posting Komentar